Liberalisasi dibalik Piala Dunia 2022

- 8 Desember 2022, 21:29 WIB
Ilustrasi/Pixabay/Pixel-Sepp
Ilustrasi/Pixabay/Pixel-Sepp /Pixabay/Pixel-Sepp/

Baca Juga: Barusan, Sukabumi Jawa Barat Diguncang Gempa Bumi Magnitudo 5.8 SR, Getaran Hingga di Bandung dan DKI Jakarta

Aturan buatan manusia lah yang dipakai bukan aturan dari sang Pencipta nya manusia. Tujuan dalam berbuat bukan dalam rangka meraih Ridho Allah, melainkan dalam rangka mendapatkan manfaat dari perbuatan yang dilakukan.

Inilah pemikiran yang sudah mendarah daging sejak Sistem Demokrasi Sekulerisme diterapkan oleh manusia.

Berbagai cara dilakukan agar mendapatkan keuntungan manfaat yang ingin di raihnya meski itu pelanggan kode etik maupun aturan agama.

Baca Juga: HIV AIDS di Tebo Ditemukan Sabanyak 38 Kasus, Satu Diantaranya Meninggal Dunia

Merujuk laporan resmi FIFA (Fédération Internationale de Football Association) pada Piala Dunia Qatar 2022, FIFA mendapat dana sponsor tambahan yang menyentuh angka USD 7,5 miliar (sekitar Rp117 triliun).

Berkat hal itu, FIFA ditaksir bakal meraup keuntungan bersih sebesar USD 1 miliar (sekitar Rp15,7 triliun).

Islam yang ditampilkan di Piala Dunia Qatar ini pun sebatas syariat yang bersifat individual, humanisme, dan toleransi sebagaimana yang dikehendaki oleh Barat.

Baca Juga: Mengatasi Kekerasan Terhadap Perempuan, Tak Cukup Dengan Peringatan dan Kampanye

Islam politik tidak dikehendakinya. Sebagaimana dalam Tweet Doha News, Qatar akan memasang mural-mural hadis Nabi Muhammad saw. di jalan-jalan besar Qatar.

Halaman:

Editor: Herman


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah