Liberalisasi dibalik Piala Dunia 2022

- 8 Desember 2022, 21:29 WIB
Ilustrasi/Pixabay/Pixel-Sepp
Ilustrasi/Pixabay/Pixel-Sepp /Pixabay/Pixel-Sepp/

Hadis tersebut ditulis dalam bahasa Arab dengan terjemahan bahasa Inggris, seperti kalimat “man lā yarham, lā yurham” atau kalimat “kullu ma‘rūfin ṣadaqatun”.

Hingga salah satu pegiat moderasi beragama menulis dengan judul “Mempromosikan Islam Ramah Anti-Khilafah dalam Piala Dunia Qatar 2022″. Dengan menegaskan bahwa Islam pada prinsipnya adalah agama penyayang, bukan kekerasan.

Baca Juga: Kenaikan Upah Minimum Provinsi, Jambi Dengan Kenaikan Tertinggi

Dari judul tulisan ini, sangat tendensius terhadap Islam politik yakni Khilafah. Hal ini membuktikan bahwa dunia Islam saat ini tidak bisa terlepas dari agenda internasional “war on terorisme” yang saat ini menjadi “war on radikalisme“, yang menjadikan Islam dan umat Islam sebagai sasarannya.

Oleh karena itu, umat Islam tidak boleh terjebak oleh tampilan manis dari Islam moderat (moderasi beragama) yang menjauhkan gambaran Islam yang kaffah.

Penting bagi umat Islam untuk mewujudkan kemenangan Islam yang hakiki, syariat Islam yang kaffah diterapkan hingga membawa rahmat bagi seluruh alam, tidak cukup euforia pada Piala Dunia Qatar semata.

Baca Juga: Ini Besaran UMK Tahun 2023 11 Kabupaten Kota Provinsi Jambi

Masih ada agenda besar bagi umat Islam untuk mengembalikan izzah Islam walmuslimin yakni mewujudkan Islam politik dalam naungan Khilafah.

Karena itu, kemuliaan dan kemenangan Islam benar-benar bisa terwujud.

Dan umat Islam tidak akan terjebak pada permainan “Piala Dunia” yang menjauhkan dari ruh Islam dan melalaikan kaum muslimin.
Allah SWT berfirman:
وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ
Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah permainan dan senda gurau.”(QS. Al-An’am: 32)

Halaman:

Editor: Herman


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah