Sekilas Tradisi Turun Mandi Suku Anak Dalam di Jambi

- 3 Maret 2023, 21:18 WIB
Tradisi Turun Mandi Suku Anak Dalam di Jambi atau Orang Rimba Jambi.
Tradisi Turun Mandi Suku Anak Dalam di Jambi atau Orang Rimba Jambi. /Oke Tebo/

OKETEBO.COM – Mendengar nama Suku Anak Dalam di Jambi atau yang dikenal dengan sebutan Orang Rimba Jambi, mungkin yang terbayang di benak kita adalah sekelompok masyarakat adat yang tinggal dan hidup di pedalaman atau hutan.

 

Memang benar adanya, Suku Anak Dalam di Jambi atau Orang Rimba Jambi atau Suku Kubu hidup dan berkehidupan di hutan, tetapi tidak semuanya.

Namun dengan kemajuan zaman saat ini dan ditambah dengan banyaknya perusahaan yang merubah hutan menjadi lahan perkebunan, membuat Suku Anak Dalam di Jambi atau Orang Rimba Jambi atau Suku Kubu harus bisa beradaptasi dengan kehidupan modern.

Baca Juga: Suku Anak Dalam di Tebo Jambi Tagih Janji PT SKU dan PT Bajabang Soal Kebun Penghidupan

Baca Juga: Dikunjungi Anggota Bawaslu RI, Suku Anak Dalam di Tebo Jambi Sampaikan Keluhan Soal Pemilu 2024

Baca Juga: Suku Anak Dalam di Tebo Jambi Serahkan 2 Pucuk Senpi Laras Panjang ke Polisi

Ditambah lagi banyak ilegal logging dan perambahan hutan, membuat Suku Anak Dalam di Jambi atau Orang Rimba Jambi harus bisa hidup seperti masyarakat pada umumnya.

Dan saat ini, sudah banyak kelompok Suku Anak Dalam di Jambi atau Orang Rimba Jambi yang hidup berbaur dengan masyarakat umum. Bahkan sebagian dari mereka sudah ada yang menikah dengan masyarakat umum.

Seperti Suku Anak Dalam atau Orang Rimba Jambi kelompok Temenggung Apung di Desa Muara Kilis Kecamatan Tebo Tengah Kabupaten Tebo Provinsi Jambi.

Baca Juga: Peduli Hutan Suku Anak Dalam, Kejati Jambi Bantu 20 Ribu Bibit Tanaman Hutan Kepada Temenggung Apung

Suku Anak Dalam atau Orang Rimba Jambi kelompok Temenggung Apung ini telah hidup menetap sejak tahun 2015 lalu. Mereka telah memiliki rumah yang dibangun secara mandiri, dan hidup dari hasil perkebunan.

*Hidup mereka semi modern," kata pendamping Suku Anak Dalam di Jambi atau pendamping Orang Rimba Jambi, Ahmad Firdaus.

Meski begitu, kata Firdaus, Suka Anak Dalam atau Orang Rimba Jambi kelompok Temenggung Apung ini masih mempertahankan adat istiadat dan tradisi mereka.

Baca Juga: Gara-gara Ulah Kawanan Gajah, Suku Anak Dalam Jambi: Kami Tidak Percaya Sama Pemerintah

Hanya saja, kata dia, adat istiadat dan tradisi Suku Anak Dalam atau Orang Rimba Jambi kelompok Temenggung Apung ini sudah tidak kaku seperti tahun-tahun sebelumnya.

"Mungkin karena mereka sudah mau menerima orang di luar kelompoknya dan menerima ajaran luar, jadi adat istiadat dan tradisi maupun budaya mereka sudah tidak seperti dahulu," ujar Firdaus.

Pemimpin atau Temenggung Suku Anak Dalam Desa Muara Kilis, Apung.
Pemimpin atau Temenggung Suku Anak Dalam Desa Muara Kilis, Apung.
Firdaus mencontohkan, salah satunya tradisi turun mandi yang biasanya dilakukan Suku Anak Dalam di Jambi atau Orang Rimba Jambi.

Tradisi ini masih dilakukan oleh Suku Anak Dalam kelompok Temenggung Apung, namun tidak semuanya. 

Tradisi Turun Mandi Suku Anak Dalam 

Turun Mandi merupakan sebutan Suku Anak Dalam di Jambi atau Orang Rimba Jambi khususnya kelompok Temenggung Apung untuk memandikan bayi yang baru lahir.

Turun Mandi ini salah satu tradisi Suku Anak Dalam atau Orang Rimba Jambi, yakni prosesi memandikan anak mereka di sungai atau anak sungai.

Baca Juga: Ulah Gerombolan Gajah Semakin Menjadi, Suku Anak Dalam: Jangan Salahkan Kami Kalu?

Tradisi Turun Mandi ini merupakan adat warisan nenek moyang yang sudah dilakukan oleh Suku Anak Dalam di Jambi atau Orang Rimba Jambi dari generasi ke generasi.

Tradisi Turun Mandi ini merupakan sebuah bentuk perayaan atas kelahiran seorang anak sekaligus bentuk rasa syukur mereka kepada Sang Pencipta. 

Ritual Turun Mandi Suku Anak Dalam 

Prosesi atau Tradisi Turun Mandi ini tidak hanya sekadar memandikan bayi di sunga, namun ada sejumlah syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi agar adat ini dapat dijalankan dengan sempurna.

Baca Juga: Gerombolan Gajah Rusak Kebun Dan Rumah Suku Anak Dalam di Tebo Jambi

Salah satunya membuat pagar dengan kain disepanjang lintasan (jalan) menuju sungai.

Setelah itu, bayi yang akan dimandikan digendong oleh perempuan menuju sungai.

Selama perjalanan menuju sungai, sang perempuan yang menggendong bayi didampingi sejumlah perempuan lainnya. 

Mereka sambil berjoget dan tak henti-hentinya membaca atau melantunkan doa-doa selama perjalanan menuju sungai.

Baca Juga: ORIK Ingatkan Suku Anak Dalam Jangan Bakar Hutan dan Lahan

Jika selintas didengar, mereka seperti bernyanyi. Tapi itu bukan nyanyi, mereka melantunkan doa-doa atau mantera. Bacaannya sangat khas," jelas Firdaus.

Tiba di sungai, para perempuan itu langsung memandikan bayi yang mereka gedong, kemudian kembali lagi ke Pesaken untuk menyerahkan bayi yang telah dimandikan kepada Temenggung (pimpinan Suku Anak Dalam) yang memang menanti kedatangan bayi yang telah dimanfaatkan itu. 

"Kira-kira seperti itulah tradisi atau Ritual Turun Mandi Suku Anak Dalam di Jambi," kata Firdaus. (***)

Editor: Syahrial


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x