Network
OkeTebo.com - Pagi itu, tiga orang wanita setengah baya warga Suku Anak Dalam Desa Muara Kilis Kacamatan Tengah Ilir Kabupaten Tebo Provinsi Jambi melantunkan doa-doa. Salah seorang dari mereka sambil mengendong seorang bayi (balita).
Ketiga wanita itu berjalan dari Pesaken (tempat tinggal Suku Anak Dalam) menuju danau yang berada tidak jauh dari Gedung Pusat Informasi Suku Anak Dalam di Simpang Stop desa tersebut. Mereka berjalan sambil terus melantunkan doa-doa dengan irama khas Suku Anak Dalam.
Tampak kiri kanan jalur menuju danau dipagari dengan kain panjang. Begitu juga tiga orang wanita yang salah satunya mengendong balita, mereka mengenakan kain panjang yang diselepangkan di tubuhnya.
Baca Juga: Badan Intelijen Negara Daerah Jambi Datangi Dusun Sentano Desa Balai Rajo
Baca Juga: Jaksa Masuk Kampus Bekali Mahasiswa Baru UNJA Jiwa Kepemimpinan Dan Integritas
Tiba di danau, ketiga wanita ini langsung memandikan bayi yang mereka gedong, kemudian kembali lagi ke Pesaken untuk menyerahkan bayi yang telah dimandikan kepada Temenggung (pemimpin Suku Anak Dalam) yang memang menanti kedatangan ketiga wanita itu.
Inilah prosesi "Turun Mandi" Suku Anak Dalam Desa Muara Kilis, Kacamatan Tengah Ilir, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi saat rombongan diplomat peserta Sekolah Luar Negeri (Sesdilu) Angkatan ke-63 Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) berkunjung ke lokasi Suku Anak Dalam sekitar tahun 2018 lalu.
Turun Mandi merupakan sebuah tradisi untuk memandikan bayi yang baru lahir ke sungai. Tradisi ini merupakan adat warisan nenek moyang yang sudah dilakukan oleh Suku Anak Dalam dari generasi ke generasi.
Upacara ini merupakan sebuah bentuk perayaan atas kelahiran seorang anak sekaligus bentuk rasa syukur kepada Sang Pencipta.
