Dilantai itulah tersangka melakukan penganiayaan terhadap korban. “Di lantai tiga itu lah terjadi penganiayaan terhadap korban,” kata Kapolres Tebo.
Kapolres menjelaskan jika peristiwa ini sebenarnya tidak diketahui oleh pihak ponpes maupun orang tua tersangka. Hal ini salah satu yang membuat proses penyelidikan sedikit terhambat. Ditambah lagi dengan keterangan para saksi yang selalu berubah-ubah.
“Kemarin kita mendapat petunjuk dan langsung bergerak, Alhamdulillah akhirnya kasus ini bisa bisa terungkap,” katanya.
Selama proses penyelidikan, kata Kapolres melanjutkan, pihak Ponpes selalu terbuka dan selalu mendukung setiap dilakukan pemeriksaan terhadap para santri maupun pihak pengurus ponpes.
“Jadi bukan karena faktor kesengajaan kasus ini terkesan lamban dalam pengungkapannya,” kata Wayan.
Sempat Viral di Media Sosial
Sebelumnya, kasus kematian santri di Ponpes Raudhatul Mujawwidin Kabupaten Tebo ini sempat viral di media sosial.
Ini setelah orang tua korban nekat menjumpai Hotman Paris di Jakarta, untuk meminta bantuan ungkap kasus kematian anaknya itu.
Dalam video yang diupload di media sosial Instagram hotmanparisofficial, pengacara kondang tersebut menyorot soal pernyataan dokter yang menyebutkan jika kematian santri itu disebabkan tersengat listrik.