Liberalisasi dibalik Piala Dunia 2022

- 8 Desember 2022, 21:29 WIB
Ilustrasi/Pixabay/Pixel-Sepp
Ilustrasi/Pixabay/Pixel-Sepp /Pixabay/Pixel-Sepp/

OKETEBO.com - Barat, dengan ideologi kapitalismenya terus berusaha mengokohkan akidah sekularisme ke dalam sendi-sendi kehidupan generasi muslim dan keluarga muslim melalui paham liberalisme.(Putri Bunda Harisa)

Setiap ajang Piala Dunia selalu memiliki momen-momen yang diingat banyak penggemar bola seperti mereka mengingat ketika pertama kali bertemu sosok yang dicintai atau peristiwa pembunuhan Kennedy.

Baca Juga: Begini Prakiraan Cuaca di Rimbo Bujang Besok Jumat, 8 Desember 2022, Waspada Hujan Petir

Orang rasanya tidak akan pernah lupa bagaimana Zinedine Zidane menanduk dada Marco Materazzi hingga dia terjengkang pada laga final Piala Dunia 2006 antara Italia melawan Prancis.

Tapi pada Piala Dunia Qatar kali ini, kita belum yakin ada peristiwa apa yang lebih orang ingat ketimbang kejadian pada 2 Desember 2010 silam, tepat sepuluh tahun lalu di hari ini, jauh ketika turnamen sepak bola ini belum dimulai.

Kala itu Sepp Blater, presiden FIFA, berdiri di auditorium Zurich dan mengumumkan Qatar memenangkan seleksi menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022.

Baca Juga: Kelamaan Simpan Limbah Farmasi Kadaluarsa, Dinkes dan KB Kabupaten Tebo Dilaporkan ke Kejaksaan

Meski saat itu semua orang tahu negara di tengah gurun Arab ini tidak punya infrastruktur pendukung untuk menjadi tuan rumah ajang sebesar Piala Dunia, seperti pariwisata yang memadai, stadion sepak bola, serta cuaca musim panas yang tidak nyaman untuk bertanding bola.

Itulah momen ketika mata dunia melihat Piala Dunia kali ini semerbak dengan aroma korupsi.
Mengutip the New York Times, Rabu (30/11), pengumuman saat itu menjadi sejarah penentu bagi Qatar di panggung dunia.

Halaman:

Editor: Herman


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x