Richard juga meminta Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat ikut bertanggung jawab atas tragedi tersebut.
Hal ini ditepis oleh Ade Armando, seolah ada upaya sengaja untuk mengarahkan telunjuk pada pihak kepolisian.
"Nampaknya ada upaya sengaja untuk mengarahkan teunjuk kepada pihak kepolisian," menurut Ade Armando.
Ade Armando juga menegaskan bahwa tidak adanya pihak Kepolisian melakukan pemukulan, penembakan bahkan penganiayaan terhadap suporter Arema.
Bahkan Ade juga mengatakan bahwa, dalam kapasitasnya FIFA melarang penggunaan Gas Air Mata dalam stadion.
Dikatakannya lagi, ketika Polisi menggunakan gas air mata hal ini sesuai dengan protap, saat mengendalikan kerusuhan yang mengancam jiwa.
Ade juga menyatakan bahwa ketika gas air mata yang ditembakkan membuat suporter berlarian dan panik, namun pada saat keluar stadion, panitia belum sempat membukakan pintu.
Hal inilah yang membuat suporter atau penonton menjadi berdesakan, sehingga saling dorong bahkan terinjak-injak, pertanyaannya bagaimana dengan pintu lain yang sudah dibuka, sementara pintu dilokasi tragedi belum terbuka.