Waspada, Kasus Gagal Ginjal Akut Pada Anak Muncul Kembali, Sudah Ada Korban Jiwa

- 6 Februari 2023, 22:44 WIB
Ilustrasi pakar sedang meneliti etanol sebagai obat penawar gagal ginjal akut.
Ilustrasi pakar sedang meneliti etanol sebagai obat penawar gagal ginjal akut. /Pixabay/jarmoluk

OKETEBO.com – Masyarakat seluruh Indonesia meski waspada. Pasalnya, kasus baru gagal ginjal akut pada anak kembali muncul.

Ini berdasarkan laporan yang diterima Kementerian Kesehatan (Kemenkes), yakni  kasus baru gagal ginjal akut pada anak atau gangguan ginjal akut progresif atipikal (GGAPA).

''Penambahan kasus tercatat pada tahun 2023 ini, satu kasus konfirmasi GGAPA dan satu kasus suspek,'' ujar Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. M Syahril di Jakarta, Senin, 6 Februari 2023.

Baca Juga: Dua Perusahaan Farmasi Dipidana, Penyebab Gagal Ginjal Akut dengan EG dan DEG Jauh Diambang Batas

Baca Juga: Buntut Gagal Ginjal Akut, Polisi Periksa Dua Perusahaan Farmasi

Dua kasus tersebut dilaporkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Kesehatan DKI Jakarta.

Atas laporan dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta itu, Kemenkes meminta kepada seluruh Dinas Kesehatan Pemerintah Daerah agar aktif memantau pasien dengan gejala GGAPA.

Bila ditemukan, Kemenkes minta agar segera merujuk ke rumah sakit yang telah ditunjuk Kemenkes untuk menangani pasien tersebut.

Baca Juga: Tertimbun Longsor, Dua Pekerja PETI di Jambi Meninggal Dunia

Satu Kasus konfirmasi GGAPA merupakan anak berusia 1 tahun, mengalami demam pada tanggal 25 Januari 2023, dan diberikan obat sirup penurun demam yang dibeli di apotek dengan merk Praxion. 

Kemudian, pada tanggal 28 Januari, pasien mengalami batuk, demam, pilek, dan tidak bisa buang air kecil (Anuria).

Selanjutnya, pasien tersebut dibawa ke Puskesmas Pasar Rebo, Jakarta, untuk mendapatkan pemeriksaan.

Baca Juga: Ada Polisi, Penambang Emas Ilegal di Merangin Berhamburan Melarikan Diri

Berikutnya, pada tanggal 31 Januari pasien tersebut mendapatkan rujukan ke Rumah Sakit Adhyaksa.

"Dikarenakan ada gejala GGAPA maka direncanakan untuk dirujuk ke RSCM, tetapi keluarga menolak dan pulang paksa," keterangan Kemenkes yang dilansir Oke Tebo dari situs resminya.

Selanjutnya, pada tanggal 1 Februari, orang tua pasien membawa anaknya ke RS Polri dan mendapatkan perawatan di ruang IGD. Saat itu pasien sudah mulai buang air kecil. 

Baca Juga: Cegah Penyakit Gagal Ginjal Akut Misterius Pada Anak, Dinkes Bungo Sidak Obat Berbahaya Disejumlah Apotek

Pada hari itu juga, pasien kemudian dirujuk ke RSCM untuk mendapatkan perawatan intensif sekaligus terapi fomepizole.

Namun 3 jam setelah di RSCM, tepatnya pada pukul 23.00 WIB pasien dinyatakan meninggal dunia.

Masih dalam penjelasan situs resmi Kemenkes, satu kasus lainnya merupakan pasien suspek, yakni anak berusia 7 tahun.

Pasien suspek ini mengalami demam pada tanggal 26 Januari, kemudian mengkonsumsi obat penurun panas sirop yang dibeli secara mandiri.

Baca Juga: Diduga Korban Begal, Pedagang Emas Di Merangin Jambi Tewas Bersimbah Darah

Kemudian pada tanggal 30 Januari mendapatkan pengobatan penurun demam tablet dari Puskesmas. Pada tanggal 1 Februari, pasien berobat ke klinik dan diberikan obat racikan. 

Selanjutnya, pada tanggal 2 Februari, pasien dirawat di RSUD Kembangan, kemudian dirujuk, dan saat ini masih menjalani perawatan di RSCM Jakarta. 

"Pada saat ini sedang dilakukan pemeriksaan lebih lanjut terkait pasien ini," jelas Kemenkes di situsnya. (***)

Editor: Syahrial

Sumber: Kemenkes


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x