Limbah Panen Ekaliptus PT WKS Diduga Cemari Air Sungai, Suku Anak Dalam di Tebo Jambi Alami Gatal-gatal

10 Oktober 2023, 18:42 WIB
Masyarakat Hukum Adat Suku Anak Dalam Kelompok Temenggung Apung, Malenggang saat bersama keluarga. /Syahrial/Oke Tebo

OKETEBO.COM - Masyarakat Hukum Adat Suku Anak Dalam atau Orang Rimba Kelompok Temenggung Apung di Desa Muaro Kilis kecamatan Tengah Ilir Kabupaten Tebo Provinsi Jambi, sudah beberapa bulan ini mengalami gatal-gatal pada bagian kulit.

 

Mereka mengira gatal-gatal pada bagian kulit tersebut akibat air sungai yang biasa mereka gunakan diduga telah tercemar oleh limbah bekas panen pohon Ekaliptus PT Wirakarya Sakti atau PT WKS. Ini dikatakan salah seorang Masyarakat Hukum Adat Suku Anak Dalam kelompok Temenggung Apung, Malenggang.

"Kalau penyebab pastinya kami tidak tahu, namun sungai yang biasanya kami gunakan untuk keperluan sehari-hari, saat ini kondisi airnya sudah berubah jadi hitam hampir seperti oli," ungkap Malenggang, Senin, 9 Oktober 2023 kemarin. 

Baca Juga: Nasib Pendamping Suku Anak Dalam di Tebo, Cuma Dikontrak 6 Bulan, Baru Dibayar 2 Bulan

Baca Juga: Rapat Forum Koordinasi Pemberdayaan Sosial KAT, ORIK Usulkan Rumah Singgah Suku Anak Dalam, Ini Tujuannya

Malenggang berkata, beberapa pekan yang lalu pihak PT WKS melakukan pemanenan kayu eukaliptus di wilayah tempat mereka tinggal.

Limbah bekas panen atau sampah dan dedaunan bekas panen dibuang ke sungai, sejak itu pula warna air sungai berubah menjadi kehitaman. 

"Kalau prediksi kami ya karena sampah dan daun itu penyebabnya air sungai kami jadi hitam. Itu juga yang menyebabkan kami semua mengalami gatal-gatal," katanya.

Baca Juga: Orang Rimba di Tebo Jambi Jadi Tersangka Kasus Asusi1a, Sempat Ditahan Polisi dan Disidang Adat

Malenggang mengaku jika warganya sudah sering berobat ke puskesmas dan rumah sakit. Namun tidak ada perubahan, mereka tetap mengalami gatal-gatal. 

"Anak-anak, dewasa sampai yang tua. Semua kena gatal-gatal. Padahal sudah berobat sana-sini, tak sembuh-sembuh juga," keluh dia.

Baca Juga: Ini Orang Rimba Pertama yang Melahirkan Anak Pertama Melalui Operasi Caesar di RSUD STS Tebo

Hal yang sama juga dikatan warga Lubuk Mandarsah Kecamatan Tengah Ilir Kabupaten Tebo, Dedi Irvado. Dia mengaku melihat langsung jika sampah dan daun dari hasil pemanenan kayu eukaliptus tersebut banyak yang masuk kedalam ke sungai.

"Mungkin itulah penyebab penyakit gatal-gatal yang menimpa masyarakat disana karena air sungai yang mereka gunakan tercemar sampah dan daun bekas panen pohon eucaliptus," ujarnya. 

Informasi yang dirangkum OkeTebo.com, saat ini PT WKS tengah melakukan pemanenan kayu eukaliptus milik perusahaan tersebut. 

Namun belum diketahui apakah limbah atau sampah dan daun bekas pemanenan telah mencemari air sungai hingga berdampak pada kesehatan masyarakat hukum adat Suku Anak Dalam kelompok Temenggung Apung. (Fir)

Editor: Syahrial

Tags

Terkini

Terpopuler