Tanggal 12 Oktober itu, kata dia, memiliki histori tersendiri bagi para tokoh masyarakat Tebo yang telah berjuang melakukan pemekaran daerah sehingga terbentuk Kabupaten Tebo.
Dia menjelaskan, saat penetapan tanggal 12 Oktober sebagai hari lahirnya kabupaten Tebo pada tahun 1999 lalu, saat adalah hari Selasa Kliwon yang menandakan bahwa Kabupaten Tebo memiliki cita-cita yang tinggi.
Atas itu pula tokoh-tokoh masyarakat Tebo memunculkan motto Seentak Galah Serengkuh Dayung yang melambungkan kebersamaan dan kekompakkan dalam upaya memacu dan mendukung program pembangunan.
"Jadi tanggal 12 Oktober itu memiliki sejarah bagi masyarakat Tebo. Jangan sembarang dan semaunya saja merubah tanggalnya," ketus dia.
Baca Juga: Kajari Tebo Serahkan SKP2 Kepada Empat Orang Tersangka, Ini Dasarnya
Baca Juga: Hari Ketiga Sekolah Daring, Ini Prakiraan Cuaca di Kabupaten Tebo dan Bungo Provinsi Jambi
Harusnya konsisten dengan tanggal yang telah ditetapkan oleh para tokoh yang telah memperjuangkan pembentukan kabupaten Tebo ini" katus dia lagi.
Menurut dia, kalaupun tanggal puncak peringatan HUT Kabupaten Tebo meski diubah, semestinya melibatkan tokoh masyarakat.
"Mereka harus dilibatkan. Jangan cuma sebatas rapat panitia saja. Memang apa nian alasannya merubah-rubah tanggal peringatan HUT Kabupaten Tebo, hanya gara-gara ingin dihadiri Gubernur," pungkasnya.