Kartunis Internasional Ikut Gerakan Seniman Masuk Sekolah di Muaro Jambi, Ini Alasannya

- 12 Agustus 2023, 20:42 WIB
Edi Dharma saat mengajar anak-anak pada program GSMS.
Edi Dharma saat mengajar anak-anak pada program GSMS. /Istimewa/

OKETEBO.COM – Sudah beberapa tahun ini, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikburistek) menjalani program Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) untuk tingkat SD, SMP dan SMA.

 

Pada Gerakan Seniman Masuk Sekolah atau GSMS ini, Kemendikburistek memberi peluang bagi para seniman untuk berkreasi, yakni dengan cara memberikan pembelajaran kesenian di sekolah-sekolah dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.

Untuk tingkat SD dan SMP, ada 19 kabupaten kota yang tersentuh program tersebut. Sementara untuk tingkat SMA ada 8 kabupaten kota.

Baca Juga: Film Pendek Hasil GSMS SMPN 18 Tebo Curi Perhatian Pengunjung PKD

Dari jumlah tersebut, di Provinsi Jambi ada dua kabupaten yang mendapat progam GSMS dari Kemendikburistek, yakni Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tebo.

Di Kabupaten Muaro Jambi, para seniman berlomba-lomba memanfaatkan kesempatan tersebut. Salah satunya seniman rupa Edi Dharma yang merupakan kartunis handal di Provinsi Jambi atau kartunis Internasional.

Edi Dharma merupakan kartunis Jambi yang karyanya sudah tembus di kancah internasional. Sudah tidak terhitung jari event atau pameran di sejumlah negara yang diikutinya.

Baca Juga: Workshop Membatik Diikuti Siswa dan Guru, Mantap, Pendamping GSMS Jadi Instruktur

Bahkan sudah beberapa kali juga dia menjuarai event-even baik tingkat nasional maupun internasional. Jadi tak heran jika di ruang kerjanya atau ruang galerinya banyak terpampang penghargaan dari berbagai negara.

Pada GSMS Tahun 2023 ini, Edi Dharma atau yang akrab disapa Edhar menggawangi SMP Negeri 16 Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi.

Baca Juga: Pementasan Karya GSMS di Acara PKD Tebo Pukau Penonton, Ini Ceritanya

Di sekolah tersebut, kartunis Internasional ini mengajarkan siswa dan siswi cara membuat karya seni rupa khususnya seni lukis kartun tradisi. 

"Lokasi sekolahnya jauh di ujung kabupaten. Semoga ilmu yang diberikan dapat bermanfaat bagi anak-anak," kata Edhar. 

Menempuh Jalan Berlubang Sejauh 25 Km

Jarak tempuh dari rumah Edi Dharma (Edhar) ke SMP Negeri 16 Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi terbilang cukup jauh, yakni 25 Km.

Baca Juga: Pintu Sayangkan Sikap Pemkab Tebo Menyambut Kehadiran Dirjen Kebudayaan

Selain jarak tempuh yang jauh, kondisi jalan yang ditempuh pun penuh debu karena ada pekerjaan perbaikan jalan. Tak jarang, dia meski menempuh jalan penuh lobang dan terputus. Hal ini dilakukan di dia dua kali dalam seminggu.

Edi Dharma saat memberikan materi melukis kartun budaya pada program GSMS di Kabupaten Muaro Jambi.
Edi Dharma saat memberikan materi melukis kartun budaya pada program GSMS di Kabupaten Muaro Jambi.
Meski begitu, tak mengurungkan niat dia untuk tetap menjalani program GSMS dari Kemendikburistek tersebut. Hal itu tentunya ada alasan tersendiri bagi Edhar.

Kepala OkeTebo.com, Edhar berkata, alasan dia mengikuti GSMS karena karena keinginan untuk mendidik siswa berkesenian.

Baca Juga: Unsur Kebudayaan yang Terus Dipertahankan di Pawai HUT RI

Selain itu, kata dia, GSMS ini merupakan program yang sangat bagus, dimana tahun ini program tersebut menyasar tentang identitas daerah.

"Dengan program GSMS ini, saya harapan agar anak-anak yang terpinggirkan dalam seni, sebenarnya adalah penjaga seni budaya di masa depan. Jadi apapun kondisinya harus ditempuh dan di jalani," katanya.

Tiga Objek Pemajuan Kebudayaan 

Pada GSMS ini, ada tiga Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK) yang menjadi fokus kartunis Internasional Edi Dharma. Menurut dia, Ketiga objek tersebut sangat kental dengan ciri khas Kabupaten Muaro Jambi.

Baca Juga: Hari Ini, Gubernur Makan Benampan Bersama Imam Besar Masjid Istiqlal dan Ditjen Kebudayaan Kemendikbud Ristek

Adapun ketiga Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK) tersebut yakni, Dulmuluk yakni seni teater tradisional, Tari Dana Bertam yakni tari japin tradisional dan Senandung Jolo yakni sastra lisan.

Dikatakan dia, ketiga OPK tersebut yang menggugah dia untuk bergabung dengan GSMS untuk mengajarkan anak-anak tentang pentingnya kebudayaan sebagai benteng terakhir indentitas negara.

"Itu yang mengugah saya untuk bergabung dengan kawan-kawan seniman turun ke daerah mengajarkan anak-anak tentang pentingnya kebudayaan sebagai benteng terakhir identitas negara kita," katanya kartunis internasional ini.

Metode Pembelajaran 

Edi Dharma atau akrab disapa Edhar mengaku jika anak-anak atau siswa dan siswi SMP Negeri 16 Kumpeh sama sekali belum pernah mengenyam ilmu tentang seni.

Meski begitu, dia mengaku tetap semangat memberikan pembelajaran kesenian kepada siswa dan siswi di sekolah tersebut. 

Kartunis Internasional Edi Dharma saat mengajarkan cara melukis kartun budaya.
Kartunis Internasional Edi Dharma saat mengajarkan cara melukis kartun budaya.
Adapun pembelajaran awal dimulai dari menggambar dasar, kemudian mewarnai dasar, setelah itu mencoba memasukan ide identitas OPK kedalam media lukis.

"Alhamdulillah, anak-anak semuanya semangat belajar. Mudah-mudahan mereka bisa menjadi benteng kebudayaan bagi negara kita," pungkasnya. (***)

Editor: Syahrial


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah