Kenaikan Harga BBM Jenis Pertalite Dikeluhkan Orang Rimba Tebo, Ini Alasannya

- 22 September 2022, 10:30 WIB
Temenggung Apung, pemimpin Suku Anak Dalam desa Muara Kilis Kecamatan Tengah Ilir Kabupaten Tebo, Jambi.
Temenggung Apung, pemimpin Suku Anak Dalam desa Muara Kilis Kecamatan Tengah Ilir Kabupaten Tebo, Jambi. /ORIK /

OKETEBO.com – Suku Anak Dalam atau Orang Rimba di Kabupaten Tebo Provinsi Jambi, keluhkan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang telah ditetapkan pemerintah beberapa hari yang lalu.

Sebab, selain susah didapat, Suku Anak Dalam mesti mengeluarkan uang sebesar Rp 18 untuk bisa mendapatkan satu liter BBM jenis Pertalite. Harga tersebut dianggap sangat mahal.

"Biasanya Rp 12 ribu per liter. Sekarang naik menjadi Rp 18 ribu per liter, terkadang Rp 19 ribu," kata Temenggung Apung, Kamis, 22 September 2022.

Baca Juga: Polsek Muara Tabir Bantu SAD Yang Terdampak Penyesuaian Harga BBM

Baca Juga: Usai Naikkan Harga BBM, Pertalite dan Pertamax Bakal di Hapus

Baca Juga: Kesal Ulah Spekulan Mengisi BBM Berulang-ulang, Kapolres Tebo Datangi SPBU

Temenggung Apung merupakan pemimpin Suku Anak Dalam yang bermukim di Simpang Stop, Desa Muara Kilis, Kecamatan Tengah Ilir, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi.

Dari pemukiman Temenggung Apung ke SPBU terdekat berjarak 3 jam perjalanan dengan mengendarai sepeda motor.

Kondisi itu tidak memungkinkan Temenggung Apung bersama warganya sengaja ke SPBU untuk mengisi BBM. Itupun harus menempuh jalan perusahaan dan jalan pemerintah yang kondisinya rusak.

"Seumur-umur belum pernah saya mengisi minyak di SPBU. Karena jaraknya sangat jauh, di SPBU juga belum tentu dapat minyak," katanya.

Baca Juga: Tolak Kenaikan Harga BBM, Ribuan Mahasiswa dan Buru Kembali Gelar Aksi di Patung Kuda

Baca Juga: Polsek Muko-muko Bathin VII Bagikan Puluhan Sembako Kepada Warga Yang Terdampak Kenaikan BBM

Baca Juga: Anggota Komisi VII DPR, Diah Nurwitasari: Batalkan Kenaikan Harga BBM Bersubsidi!

Keterisolasian ini juga menjadi kendala utama masyarakat umum disekitar pemukiman Temenggung Apung. Mereka sangat terbatas dalam beraktivitas. 

Untuk pasokan BBM, warga Suku Anak Dalam kelompok Temenggung Apung dan masyarakat setempat hanya mengandalkan pelangsir yang biasanya datang ke sana.

Ditanya apakah BBM itu langsung diambil pelangsir dari SPBU atau minyak Bayung, Temenggung Apung berkata, "Kalau minyak (BBM) yang dijual pelangsir itu dari SPBU atau dari Bayung, itu kami tidak tahu. Yang penting ada minyak untuk motor kami," katanya.

Hal yang sama juga dikatakan Malenggang, Ketua RT.32 Dusun Wonorejo Desa Muara Kilis, Kecamatan Tengah Ilir, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi. Dia berharap harga BBM bisa kembali seperti semula, "Kalo sekarang mau kemana-mana harus berpikir nian, sebab harga minyak mahal," katanya. (*)

Editor: Syahrial


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah