Temenggung Apung berkata, selama ini wilayah kebun mereka tidak pernah didatangi gajah.
Namun, kata dia, sudah beberapa pekan ini rombongan gajah selalu datang dan merusak kebun dan rumah mereka.
"Datang serombongan, lalu pergi. Kemudian datang lagi serombongan lalu pergi. Seperti itu terus sudah seminggu lebih," kesal Temenggung Apung.
Jika ada PIKG di Tebo, kata Temenggung Apung, ia minta kepada para pihak untuk bertanggungjawab atas ulah gerombolan gajah yang telah merusak kebun dan rumah mereka.
"Selama ini kami tidak pernah diganggu gajah. Sekarang sudah puluhan hektar kebun kami yang dirusak. Jumlahnya sekitar 60 ekor," kata Temenggung Apung.
Terkait ini, Yayasan Orang Rimbo Kito (ORIK) minta kepada pemerintah untuk segera mengatasi gerombolan gajah yang berkeliaran di wilayah Suku Anak Dalam di Desa Muara Kilis, Kecamatan Tengah Ilir, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi.
Baca Juga: Peringatan Dini BMKG: 16-17 Oktober 2022, Cuaca Ekstrem di Wilayah Bali Dan Sekitarnya
Ini dikatakan langsung oleh Ketua ORIK, Ahmad Firdaus pendamping Suku Anak Dalam di Tebo, Jambi, Senin, 17 Agustus 2022.
Dikatakannya, dari keterangan Suku Anak Dalam dampingannya itu, gerombolan gajah yang merusak kebun dan rumah warga tersebut diduga kuat adalah peliharaan.