Citra Buruk Pendidikan Pesantren Mulai Tercoreng, Bully dan Aksi Keroyokan, Kini Pemukulan Kembali Terjadi

- 12 September 2022, 22:26 WIB
Ilustrasi Pixabay
Ilustrasi Pixabay /Pixabay/ soumen82hazra/

OKETEBO.com - Belum lama ini terjadi aksi bully dan pengeroyokan dan penganiayaan terhadap santri pondok pesantren, bahkan hingga meninggal dunia.

Aksi penganiayaan dan bullyng kerap terjadi kepada santri, terutama santri baru dan santri yang memang suka menyendiri, bahkan santri dari luar kota.

Dunia pendidikan pondok pesantren mulai tercoreng akibat dari aksi penganiayaan yang dilakukan terhadap rekan sesama santri.

Baca Juga: Cara Mengamankan Akun Anda, Dari Peretas yang Tidak Bertanggung Jawab

Baca Juga: 3 Hari Dilakukan Pencarian, Bram Ditemukan Tewas Mengapung Di Sungai

Di khawatirkan kasus yang sering terjadi ini, bahkan di tahun yang sama sudah terjadi beberapa kasus hingga menghilangkan nyawa santri.

Diyakini atas peristiwa-peristiwa tersebut membuat kepercayaan orang tua terhadap pondok pesantren berkurang untuk menitipkan anaknya ke pondok-pondok pesantren.

Memang tidak seluruhnya pondok pesantren yang mengalami hal tersebut, tapi karena beberapa kasus, membuat nama pesantren lain ikut menjadi imbasnya.

Baca Juga: Layani Antar Jemput, Bentuk Pelayanan Cipta Motor Kepada Pelanggan

Baca Juga: Gejolak Penolakan Kenaikan Harga BBM, Jokowi Pertimbangkan Beli Minyak Rusia

Seperti saat ini baru saja terjadi aksi kekerasan terhadap salah seorang anak warga Kabupaten Bogor memutuskan untuk melaporkan kejadian yang menimpa anaknya.

Neneng Nuryana merupakan merupakan orang tua korban penganiayaan terhadap anaknya yang dilakukan oleh 16 orang santri.

Akibat dari penganiayaan tersebut anaknya alami sejumlah luka di beberapa bagian tubuhnya, bahkan gendang telinganya sampai pecah.

Baca Juga: Twitter Tangguhkan Akun Bjorkanism Peretas Viral Di Indonesia

Baca Juga: Abdul Madjid: Kabar Penyekapan Wartawan Oleh Kejari Kota Tangerang Tidak Benar

Berharap hal tersebut bisa diselesaikan secara kekeluargaan, namun tidak terlihat itikad baik dari orang tua ke 16 orang pelaku bahkan pengurus pesantren pun tidak ada niat baik.

"Maksudnya kita tunggu itikad baik dari keluarga para pelaku dan pengurus pesantren, ternyata tidak ada itikad baik" ujar Neneng di kutip Oketebo.com melalui pikiran-rakyat.com pada Senin, 12 September 2022.

Neneng menceritakan peristiwa yang dialami anaknya, AH (16) sedang menimba ilmu di Pesantren Persis Rancabango, dituding mencuri handphone.

Baca Juga: Mengaku Sebagai Pelaku Penculikan, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Baca Juga: Tanggapan Santai Hacker Bjorka Saat Diancam Pemerintah Melanggar UU ITE

AH, tutur Neneng saat di desak teman-temannya untuk mengakui mengambil handphone dan akan dimaafkan. Walaupun tidak melakukannya AH pun mengakuinya.

Namun pada malam hari sekira pukul 23.00 wib saat AH tengah terlelap tidur tiba-tiba kakinya ditarik oleh sejumlah santri lainnya.

Ditarik keluar dan di interogasi untuk mengakui bahwa dirinya telah melakukan pencurian handphone.

Dari interogasi hingga dianiaya oleh 16 santri bahkan ada yang memukulnya dengan menggunakan sapu.

Baca Juga: Gempa Tektonik Magnitudo 6,2 Goncang Kepulauan Mentawai, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Singkat cerita akhirnya Neneng pun melaporkan peristiwa tersebut pada Minggu (11/9/2022). Laporan tersebut dilakukan di Polres Garut dengan nomor laporan polisi LP/B/439/IX/2022/SPKT/RES GRT/POLDA JBR.***

Editor: Herman

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x