Menurut dia, ada beberapa alasan mendasar yang membuat program Dumisake untuk beasiswa S3 ini sepi peminat.
Pertama, kata dia, besaran beasiswa yang disediakan terlalu kecil untuk ukuran studi di luar negeri yakni Rp 40 juta.
Dia mencontohkan, untuk studi S3 di Australia, besaran beasiswa yang ditawarkan Rp 40 juta. Angka tersebut terlihat cukup besar namun ketika dikonversi ke mata uang dollar Australia dengan kurs Rp 10.000/$1 AUD, jumlah tersebut menjadi setara dengan $4000 AUD. "Cukupkah," kata dia dilansir OkeTebo.com dari akun media sosialnya.
Dia berpendapat, biaya hidup dan studi di luar negeri terutama di negara-negara maju umumnya lebih tinggi daripada di Indonesia, termasuk di Australia.
Dengan angka beasiswa tersebut, menurut dia, mungkin tidak mencukupi untuk mencover biaya kuliah, akomodasi, makan, dan biaya hidup lainnya.
"Lihat contoh hitungannya, untuk SPP saja di kampus saya $7100AUD/ term atau per 3 bulan, setara dengan Rp. 71jt. Sewa rumah $350 AUD per minggu, setara dengan Rp.3.500.000/minggu," ungkap dia.
"Belum lagi biaya asuransi, transportasi, makan minum sehari-hari dan lain-lain. Jika yang diberikan Rp 40 juta, itu artinya untuk sekali bayar SPP saja tidak mencukupi," ungkap dia lagi.
Baca Juga: Jambi Peringkat 1, Tebo Peringkat 6, Merangin Peringkat Terakhir Porprov Jambi XXIII Tahun 2023
Intinya, tegas motivator ini, biaya yang diberikan oleh Pemprov Jambi untuk beasiswa S3 melalui program Dumisake masih terlalu kecil untuk kuliah di Luar Negeri.