Network
OKETEBO.com - Indeks kualitas udara (AQI) di South Tangerang Provinsi Banten mencapai 154, pagi ini, Senin, 04 Maret 2024.
Dengan angka AQI tersebut, kualitas udara di South Tanggerang Provinsi Banten saat ini termasuk dalam kategori "Tidak Sehat".
Fokus utama polusi udara adalah PM2.5, dengan konsentrasi saat ini mencapai 61 µg/m³, lebih dari 12 kali lipat dari nilai panduan kualitas udara tahunan WHO.
Baca Juga: Ini Perbandingan Kualitas Udara di Jakarta dan Bandung, Mana yang Paling Berpolusi?
Kondisi ini menandakan tingkat polusi udara yang tidak sehat, terutama karena tingginya konsentrasi partikulat PM2.5.
“Konsentrasi PM2.5 di South Tangerang saat ini 12.2 kali nilai panduan kualitas udara tahunan WHO,” keterangan IQAir yang dilansir Oke Tebo dari situs resminya pada pukul 07:00 WIB.
Atas kondisi ini, saat ini, South Tangerang, Provinsi Banten, menempati peringkat pertama dengan indeks kualitas udara (AQI) sebesar 154, menjadikannya sebagai kota dengan tingkat polusi tertinggi.
Baca Juga: Kualitas Udara di Bekasi Jawa Barat Malam Ini Tidak Sehat
Di posisi kedua, Kota Bandung, Jawa Barat, memiliki AQI sebesar 132, sementara Kota Denpasar, Provinsi Bali, menempati peringkat ketiga dengan AQI 119. Kota Surabaya, Jawa Timur, dan Pagak, Jawa Timur, mengikuti dengan AQI masing-masing 106 dan 95.
Kota Pekanbaru, Riau, Jakarta, dan Kota Bogor, Jawa Barat, memiliki AQI berturut-turut sebesar 83, 80, dan 47. Sementara itu, Jambi, Jambi, Palembang, Sumatera Selatan, menempati posisi ke-9 dan ke-10 dengan AQI 39 dan 27.
Baca Juga: Angka AQI Mencapai 170, Kualitas Udara di Bandung Jawa Barat Pagi Ini Kategori Tidak Sehat
Baca Juga: Kualitas Udara di Jambi Kategori Baik, Malam Ini Rangking Pertama Paling Bersih di Indonesia
Data ini bersumber dari situs IQAir yang diperbarui secara real-time pada pukul 07:00, 4 Maret (waktu setempat).
Peringkat ini memberikan gambaran tentang sebaran polusi udara di beberapa kota di Indonesia, dengan South Tangerang saat ini menjadi fokus utama perhatian karena tingkat polusinya yang signifikan.
Warga di kota-kota ini disarankan untuk mengambil langkah-langkah pencegahan dan memonitor kualitas udara untuk melindungi kesehatan.***
