Kenapa Harga Beras Naik, Hingga Warga Kurangi Jumlah Pembelian

- 14 September 2023, 09:01 WIB
Ilustrasi, Gagal Panen, Harga Beras Naik, Pemerintah Impor Beras
Ilustrasi, Gagal Panen, Harga Beras Naik, Pemerintah Impor Beras /Pixabay.com/41330/

OKETEBO.com - Tingginya harga beras saat ini, dampaknya sudah mulai dirasakan oleh masyarakat, bahkan lembaga pendidikan seperti pondok pesantren, hingga saat ini pemerintah tidak mampu menekan harga pangan beras di pasaran.

H. Arief Prasetyo Adi, S.T, M.T. mengatakan bahwa sebelumnya pemerintah telah memberikan bantuan pangan beras 10 kg untuk Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dengan jumlah 21,3 juta selama 3 bulan dalam menyikapi kenaikan harga beras.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca di Merangin dan Sarolangun Jambi, Kamis 14 September 2023

Sementara untuk September-November juga akan dilakukan bantuan pangan terhadap KPM, selain itu juga akan dilakukan gerakan pangan murah yang tujuannya juga menyikapi kenaikan harga beras.

Sementara saat ini harga beras masih terus melambung tinggi, hingga saat ini masih belum ada dampak dari program pemerintah yang dapat menurunkan harga beras.

Baca Juga: Update Informasi Prakiraan Cuaca di Kabupaten Tebo dan Bungo Provinsi Jambi Hari Ini

Apa yang Menjadi Penyebab Tingginya Harga Beras

Tingginya harga beras saat ini nyaris dirasakan semua kalangan masyarakat, dimana awalnya pemerintah untuk tahun 2023 hanya meng-impor beras sebanyak 2 juta ton.

Melihat kondisi harga pangan beras, tidak menutup kemungkinan pemerintah untuk menambah kuota impor beras, untuk menutupi kelangkaan beras di Indonesia.

Berdasarkan pantauan oketebo.com dilapangan, dampak El Nino sangat berefek kepada lahan pertanian, seperti kekeringan lahan persawahan yang menyebabkan petani menjadi gagal panen.

Baca Juga: Ingat, Besok Kamis, Fenomena Hari Tanpa Bayangan Terjadi di Kutacane Aceh, Ini Lokasinya

Sehingga para petanipun juga alami gagal panen karena kekeringa, membuat para pelaku usaha penggilingan padi sulit untuk mendapatkan gabah, jika pun dapat harga gabah cukup tinggi.

Selain itu juga banyak terdapat permainan pedagang besar yang menahan beras hanya untuk meraup keuntungan besar.

Kurangi Jumlah Pembelian, Asal Dapat Untuk Makan

Tidak sedikit dampak dari kenaikan harga beras, mulai dari Yayasan Pondok Pesantren hingga masyarakat merasakan dampak kenaikan harga beras, hingga mengurangi jumlah pembelian beras dari biasanya.

Seperti Pondok Pesantren yang memiliki santri sangat merasakan dampak kenaikan dan kelangkaan beras, biasanya pondok pesantren melakukan pemesanan beras dalam kuota tonase, namun kini pesanan jauh menurun berharap harga beras akan turun.

Baca Juga: Hebat, Ternyata Ilustrasi Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kurikulum Merdeka Karya Seniman Jambi

Tidak sebatas pesantren, bahkan Ibu rumah tangga juga melakukan hal yang sama, biasanya membeli beras dalam ukuran karung 10 kg, kini membeli beras kiloan saja atau secukupnya.

"Nangis lihat harga beras bang, biasanya kami beli kraungan, kini kami beli kiloan, uangnya buat beli lauk pauk dan belanja anak sekolah" papar Ibu Etik saat dikonfirmasi (14/9).

Baca Juga: Hebat, Ternyata Ilustrasi Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kurikulum Merdeka Karya Seniman Jambi

Upaya Pemerintah Untuk Menekan Harga Pangan Beras

Beberapa waktu lalu Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti saat Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi tahun 2023 pada Senin, 11 September 2023, Ketergantungan Indonesia dalam mengimpor beras.

Dikhawatirkan impor yang dilakukan pemerintah Indonesia, menjadi ketergantungan dalam pengadaan beras seingga memperbesar potensi pengeluaran negara.

Baca Juga: Update Harga Bawang Merah dan Bawang Putih di 11 Kabupaten Kota se Provinsi Jambi

Namun dalam situasi saat ini tidak ada cara lain pemerintah dalam menekan tingginya harga beras, tidak lain adalah melakukan tambahan kuota impor beras, dari sebelumnya yang ditetapkan kuota impor beras sebanyak 2 juta ton beras di tahun 2023.

 

 

Editor: Herman


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah