Ini Profil dan Sejarah Singkat Masjid Agung Al Falah Jambi yang Dikenal Sebagai Masjid 1000 Tiang

- 28 Maret 2023, 04:41 WIB
Masjid Agung Al Falah Jambi yang Dikenal Sebagai Masjid 1000 Tiang
Masjid Agung Al Falah Jambi yang Dikenal Sebagai Masjid 1000 Tiang /Bimas Islam Kemenag RI/

OKETEBO.COM – Masyarakat Provinsi Jambi tentu tahu dengan Masjid Agung Al Falah. Mesjid ini merupakan masjid terbesar di Jambi yang dikenal dengan Masjid 1000 Tiang.

Masjid Agung Al Falah Jambi ini didirikan pada tahun 1971 di Jl. Sultan Thaha No.60 Legok

Telanaipura, Kota Jambi Provinsi Jambi.

Masjid Agung Al Falah Jambi ini terdaftar di Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) dengan No. ID Masjid 01.1.05.10.01.000001

Profil Masjid

Luas tanah : 27.000 m2

Status Tanah : SHM

Luas Bangunan : 6.400 m2

Daya Tampung Jamaah : 10.000

Fasilitas Umum:

Sarana Ibadah

Tempat Wudhu

Kamar Mandi/WC

Pembangkit Listrik/Genset

Sound System dan Multimedia

Kantor Sekretariat

Perpustakaan

Koperasi

Perlengkapan Pengurusan Jenazah

Aula Serba Guna

Ruang Belajar (TPA/Madrasah)

Tempat Penitipan Sepatu/Sandal

Gudang

Taman

Parkir

Kegiatan:

Menyelenggarakan Ibadah Sholat Fardhu

Menyelenggarakan Sholat Jumat

Menyelenggarakan Kegiatan Hari Besar Islam

Menyelenggarakan Dakwah Islam/Tabliq Akbar

Menyelenggarakan Pengajian Rutin

Menyelenggarakan kegiatan sosial ekonomi (koperasi masjid)

Menyelenggarakan kegiatan pendidikan (TPA, Madrasah, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat)

Pemberdayaan Zakat, Infaq, Shodaqoh dan Wakaf

Fasilitas Ramah Anak:

Fasilitas ramah anak tidak ditemukan

Fasilitas Disabilitas:

Fasilitas disabilitas tidak ditemukan

Fasilitas Perpustakaan:

Kondisi : -

Luas Perpustakaan : 0 m2

Jumlah Pengurus : 0

Jenis Buku : -

Dokumen :

Dokumen tidak ditemukan atau belum diunggah

Sejarah Masjid Agung Al Falah:

Dilansir dari laman Bimas Islam Kemenag RI, Masjid Agung Al Falah Jambi ini merupakan masjid terbesar di Jambi, Indonesia. 

Meski jumlah tiang masjid ini hanya 256 buah, namun masjid ini dikenal sebagai Masjid 1000 Tiang, 

Dahulunya, lokasi Masjid Agung Al Falah Jambi merupakan pusat kerajaan Melayu Jambi. Namun pada tahun 1885 dikuasai penjajah Belanda dan dijadikan pusat pemerintahan dan benteng Belanda. 

Hal ini sesuai dengan penjelasan sejarawan Jambi, Junaidi T Nur, bahwa Mesjid Agung Al Falah ini berdiri di lahan bekas Istana Tanah Pilih dari Sultan Thaha Syaifudin.

Pada tahun 1858, Saat Sultan Thaha Syaifudin terpilih menjadi sultan di kesultanan Jambi, beliau membatalkan semua perjanjian yang dibuat Belanda dengan mendiang ayahandanya, karena perjanjian tersebut sangat merugikan kesultanan Jambi. 

Saat itu, Belanda sangat marah dan mengancam akan menyerang Istana. Namun Sultan Thaha justru lebih dulu menyerang pos Belanda di daerah Kumpe. 

Pasukan Belanda melakukan serangan balasan dan membumi hanguskan komplek Istana Tanah Pilih. 

Tahun 1906 lokasi bekas istana sultan tersebut dijadikan asrama tentara Belanda yang digunakan sebagai tempat pemerintahan Keresidenan. 

Di era kemerdekaan sampai tahun 1970an lokasi tersebut masih difungsikan sebagai asrama TNI di Jambi.

Pada awalnya gagasan pembangunan Masjid Agung sudah mengemuka tahun 1960-an oleh pemerintah Jambi, beserta tokoh tokoh Islam Jambi. 

Namun, proses pembangunan masjid baru dimulai tahun 1971. Para alim ulama dan tokoh tokoh Jambi diantaranya M.O. Bafaddal, H Hanafi, Nurdin Hamzah, dan gubernur saat itu (Tambunan atau Nur Admadibrata ) sepakat untuk membangun masjid agung di lokasi tersebut dan dan merelokasi asrama TNI. 

Salah satu alasan kenapa masjid yang dibangun di lokasi bersejarah tersebut adalah mengacu pada lambang Jambi yang terdapat gambar Masjid. 

Masjid Agung Al Falah Jambi diresmikan penggunaannya oleh presiden Soeharto pada tanggal 29 September 1980.

Masjid kebanggaan warga Jambi ini berdiri diatas lahan seluas lebih dari 26.890 M2 atau lebih dari 2,7 Hektar, sedangkan luas bangunan masjid adalah 6.400 M2 dengan ukuran 80m x 80m, dan mampu menampung 10 ribu jamaah sekaligus. 

Sedari awal bangunan Masjid Agung hingga sekarang tetap dipertahankan sesuai bentuk awalnya. Kalaupun ada renovasi hanya penambahan ukiran pada mihrab imam, tanpa merombak bentuk awal Masjid. dan mengganti pembungkus tiang di tahun 2008.

Masjid agung Al-Falah kota Jambi dibangun lengkap dengan kubah besar dan menara yang menjulang. Keseluruhan bangunan masjid menggunakan material beton bertulang. 

Bila dipandang sepintas lalu, jejeran tiang tiang masjid berwarna putih yang ramping di masjid ini memiliki kemiripan dengan tiang tiang masjid agung kota Roma, Italia yang dibangun jauh lebih belakangan dibanding dengan masjid Al-Falah di Jambi ini.

Jejeran ratusan tiang di masjid Al-Falah ini terbagi dua bentuk. Bentuk pertama merupakan tiang tiang lansing bewarna putih dengan tiga sulur ke atas menyanggah sekeliling atap masjid sebelah luar. 

Dan bentuk tiang kedua berupa tiang tiang silinder berbalut tembaga menopang struktur kubah di area tengah bangunan masjid. penggunaan material tembaga untuk menutup tiang tiang silinder ini memberikan kesan antik namun megah pada interior masjid Al Falah Jambi.

Di rancang sebagai bangunan terbuka tanpa pintu dan jendela, benar benar sejalan dengan nama masjid ini. Al Falah dalam bahasa arab bila di Indonesiakan menjadi Kemenangan, menang bermakna memiliki kebebasan tanpa kungkungan, mungkin filosofi itu juga yang menjadi dasar dibangunnya masjid ini dengan konsep terbuka. 

Agar muslim manapun bebas masuk dan melaksanakan ibadah di masjid ini.

Sementara bagian dalam kubah di hias dengan ornamen garis garis simetris mirip dengan garis garis lintang dan garis bujur bola bumi. Ring besar di bawah kubah di hias dengan lukisan kaligrafi Al Quran bewarna emas. Sebuah lampu gantung berukuran sangat besar berbahan tembaga memperindah tampilan ruang di bawah kubah.***

Editor: Syahrial

Sumber: Bimas Islam Kemenag RI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x