OKETEBO.com - Kualitas udara di Kota Denpasar Bali pada update terakhir, pada pukul 21:00 waktu setempat, 4 Maret 2024, menunjukkan tingkat indeks kualitas udara (AQI) sebesar 162, yang diklasifikasikan sebagai tingkat "Tidak Sehat".
Polutan utama yang berkontribusi terhadap kondisi kualitas udara di Denpasar Bali ini adalah partikel PM2.5, dengan konsentrasi mencapai 77.5µg/m³.
Tingkat polusi udara yang mencapai kategori "Tidak Sehat" dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan manusia, terutama bagi kelompok sensitif seperti anak-anak, orang tua, dan individu dengan kondisi kesehatan yang sudah ada.
Baca Juga: Ini Perbandingan Kualitas Udara di Jakarta dan Bandung, Mana yang Paling Berpolusi?
Konsentrasi PM2.5 yang mencapai 15.5 kali nilai panduan kualitas udara tahunan WHO menunjukkan tingkat polusi yang signifikan.
“Konsentrasi PM2.5 di Kota Denpasar saat ini 15.5 kali nilai panduan kualitas udara tahunan WHO,” keterangan yang dilansir Oke Tebo dari situs IQAir pukul 20:30 WIB, Senin, 04 Maret 2024.
Pada situs IQAir tersebut juga telah terupdate bahwa Denpasar Bali menempati posisi pertama rangking kota paling berpolusi di Indonesia.
Baca Juga: Kualitas Udara Kategori Sedang, Berikut Prediksi Cuaca Hari Ini di Kota Jambi
Baca Juga: Kualitas Udara di Jakarta Pagi Ini Kategori Sedang
Berikut adalah peringkat kota paling berpolusi di Indonesia berdasarkan indeks kualitas udara (AQI) real-time pada pukul 20:37, 4 Maret (waktu setempat):
- Kota Denpasar, Provinsi Bali: AQI 162 - Tingkat "Tidak Sehat"
- Kota Surabaya, Jawa Timur: AQI 97
- Kota Bandung, Jawa Barat: AQI 88
- Pagak, Jawa Timur: AQI 84
- Kota Pekanbaru, Riau: AQI 84
- South Tangerang, Provinsi Banten: AQI 80
- Jakarta, Jakarta: AQI 65
- Palembang, Sumatera Selatan: AQI 62
- Jambi, Jambi: AQI 55
- Kota Bogor, Jawa Barat: AQI 9 - Tingkat "Bersih"
Kota Denpasar menempati peringkat tertinggi dengan tingkat polusi yang mencapai kategori "Tidak Sehat". Data ini memberikan gambaran real-time tentang tingkat polusi udara di beberapa kota di Indonesia, dan langkah-langkah pencegahan sebaiknya diambil, terutama di wilayah dengan tingkat AQI yang tinggi.
Monitoring terus-menerus diperlukan untuk mengambil tindakan yang sesuai guna menjaga kualitas udara.***