OKETEBO.COM – Info terbaru dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa bumi hari ini terjadi di Kabupaten Klaten dan Kabupaten Wonosobo Provinsi Jawa Tengah (Jateng) pada Jumat, 25 Agustus 2023.
Dilansir Oke Tebo.com dari cuitan BMKG di akun twitternya @infoBMKG, gempa bumi di Kabupaten Klaten Jawa Tengah (Jateng) terjadi pada pukul 17:40:58 WIB. Getaran gempa dirasakan dengan magnitudo 2.2.
Dari cuitan BMKG dijelaskan bahwa lokasi gempa bumi di Kabupaten Klaten Jawa Tengah (Jateng) ini berada pada koordinat 7.85LS, 110.55BT atau 15 km Barat Daya Kalteng Jateng, kedalaman 11 Km.
Baca Juga: Gempa Darat Hari Ini Terjadi di Lombok Utara, Dirasakan Hingga Lombok Timur dan Lombok Barat
Baca Juga: Gempa Bumi Hari Ini Terjadi di Padang Sidempuan Sumut dan Halmahera Selatan Malut
Disclaimer BMKG menyatakan bahwa informasi gempa bumi di Kabupaten Klaten Jateng ini mengutamakan kecepatan data, sehingga hasil pengolahan data bisa berubah seiring kelengkapan data.
"Mag:2.2, 25-Aug-2023 17:50:59WIB, Lok:7.85LS, 110.55BT (15 km BaratDaya KLATEN-JATENG), Kedlmn:11 Km," cuitan BMKG di twitternya.
Gempa Bumi Sebelum
Sebelumnya, gempa bumi terjadi di Wonosobo Provinsi Jawa Tengah (Jateng) pada pukul 14:58:44 WIB. Gempa dirasakan dengan magnitudo 2.2.
Baca Juga: BMKG: Ternate Malut Diguncang Gempa Bumi, Silahkan Cek Lokasinya
Baca Juga: BMKG: Gempa Bumi Hari Ini Terjadi di Trenggalek Jawa Timur, Silahkan Cek Lokasinya
Lokasi gempa di Wonosobo Jateng ini berada pada koordinat Lok:7.19LS, 109.84BT atau 20 km Barat Laut Wonosobo Jateng, kedalaman 10 Km.
"Mag:2.2, 25-Aug-2023 14:58:44WIB, Lok:7.19LS, 109.84BT (20 km BaratLaut WONOSOBO-JATENG), Kedlmn:10 Km," keterangan BMKG di twitternya.
Baca Juga: Gempa Bumi Hari Ini Terjadi di Malang Jawa Timur, Sebelumnya Terjadi di Jayapura Papua
BMKG menyatakan jika informasi gempa bumi yang terjadi di Wonosobo Jateng ini mengutamakan kecepatan data.
BMKG juga menyatakan jika hasil pengolahan data saat ini belum stabil dan bisa berubah seiring kelengkapan data.
"Disclaimer:Informasi ini mengutamakan kecepatan, sehingga hasil pengolahan data belum stabil dan bisa berubah seiring kelengkapan data," tulis BMKG. (***)