Bukan cuma itu, lanjut Firdaus, di SMP Negeri 37 Rimbo Ilir juga ditemukan aset daerah berupa meja, kursi dan buku yang terkesan dibiarkan tanpa dirawat.
Kondisi itu tentunya sangat miris. Sebab, ada sejumlah sekolah di Kabupaten Tebo yang masih kekurangan fasilitas penunjang kegiatan belajar dan mengajar.
"Itu contohnya, di SD Negeri 41 Desa Tanah Garo Kecamatan Muara Tabir, sekolah penggerak tapi siswanya belajar di lantai karena tidak ada kursi dan meja," katanya.
Menurut Firdaus, SMP Negeri 37 Rimbo Ilir dahulu merupakan sekolah favorit. Ini terbukti dengan sekolah itu hampir setiap tahun menerima dana alokasi khusus (DAK).
"Tahun 2020 dapat DAK rehab ruang kelas, tahun 2019 dapat DAK rehab WC, Tahun 2017 dapat DAK bangun laboratorium IPA. Inikan menunjukkan jika siswa sekolah itu dahulunya ramai. Mungkin karena kurang inovasi jadi sepi peminat," ucapnya.
Baca Juga: Fenomena Hari Tanpa Bayangan di Jambi Dimulai 25 September, Tebo dan Bungo Tanggal Berapa?
Karena itu, tegas Firdaus lagi, Kepada Disdikbud Tebo harus segera mengevaluasi kinerja Kepala Sekolah di SMP Negeri 37 Rimbo Ilir Kabupaten Tebo. "Tanya sama kepsek tu, apa inovasi yang telah dilakukannya selama ini. Kok sampai-sampai kekurangan siswa, ditambah lagi banyak aset daerah yang ditelantarkan. Ini tandanya ada yang dak beres. Kalau perlu, diganti saja kepseknya," pungkas dia.
Detail SMP Negeri 37 Rimbo Ilir
Pada laman Kemendikbud tersebut dijelaskan bahwa ada 12 orang guru yang mengajar di sana dengan jumlah siswa sebanyak 56 orang yang diantaranya, 36 orang laki-laki dan 20 orang perempuan. Dari jumlah siswa tersebut dibagi menjadi 3 rombongan belajar.
Pada website Kemendikbud itu juga dijelaskan bahwa SMP Negeri 37 Kabupaten Tebo menerapkan Kurikulum 2013 yang diselenggarakan pada pagi hari selama enam hari.