BMKG Memprediksikan Musim Kemarau Mulai Mei Hingga Agustus 2024

27 April 2024, 13:30 WIB
Ilustrasi musim kemarau di Indonesia. /Syahrial /Oke Tebo

OKETEBO.com - Berdasarkan informasi perkembangan musim dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), sekitar 63% wilayah Indonesia yang masuk Zona Musim diprediksi mengalami awal musim kemarau pada bulan Mei hingga Agustus 2024.

BMKG juga memprediksikan untuk saat ini atau pada periode pertengahan April, beberapa wilayah Indonesia masih cukup basah dan terjadi hujan. Pasalnya, beberapa wilayah Indonesia masih diterpa hujan dengan intensitas sangat lebat hingga ekstrem sejak tanggal 22 April 2024.

Adapun wilayah yang diterpa hujan dengan intensitas sangat lebat hingga ekstrem diantaranya Luwu Utara (Sulawesi Selatan), Banjarbaru (Kalimantan Selatan), Kapuas Hulu (Kalimantan Barat), dan Tanjung Perak Surabaya (Jawa Timur). 

Baca Juga: Update Cuaca di Sungai Penuh Jambi: Pesisir Barat Dilanda Hujan Dengan Intensitas Ringan

Dengan kondisi tersebut, BMKG memprediksikan bakal memicu terjadinya bencana hidrometeorologi di beberapa wilayah. 

Selain potensi hujan, menurut BMKG, awal pekan ini terpantau gelombang panas (heat wave) melanda berbagai negara Asia dan Asia Tenggara, seperti Thailand yang berada dekat dengan Indonesia dengan suhu maksimum mencapai 52°C. 

Di Indonesia sendiri, jelas BMKG, beberapa wilayah di Indonesia bakal mengalami suhu udara maksimum diatas 36.5°C.

Adapun wilayah tersebut yakni Medan Sumatera Utara pada tanggal 21 April dengan suhu maksimum 37.0°C, dan di Saumlaki, Maluku mencapai suhu maksimum sebesar 37.8°C serta pada tanggal 23 April di Palu, Sulawesi Tenggah mencapai 36.8°C.

Baca Juga: Update Cuaca Hari Ini di Kecamatan Jebus Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengungkapkan bahwa dalam sepekan ke depan, BMKG mengidentifikasi masih adanya potensi peningkatan curah hujan secara signifikan.

Adapun wilayah yang dimaksud yakni di sebagian besar Sumatera, Jawa bagian barat dan tengah, sebagian Kalimantan dan Sulawesi, Maluku dan Sebagian besar Papua.

"Potensi hujan signifikan terjadi karena kontribusi dari aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial, serta kondisi suhu muka laut yang hangat pada perairan wilayah sekitar Indonesia," kata Guswanto, di Jakarta, Sabtu 27 April 2024.

Dijelaskan dia, dengan kondisi ini tentu saja dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah di Indonesia.

Sementara itu, Kepala Pusat Meteorologi Publik Andri Ramdhani menerangkan bahwa pada bulan April merupakan periode peralihan musim dari musim hujan ke musim kemarau di sebagian besar wilayah di Indonesia.

Baca Juga: Baca Info Prediksi Cuaca BMKG di Muaro Tabir, Tebo Jambi Hari Ini

Sehingga, kata dia, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi dini terhadap potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat dalam durasi singkat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, angin puting beliung, dan fenomena hujan es. 

Salah satu ciri masa peralihan musim adalah pola hujan yang biasa terjadi pada sore hingga menjelang malam hari dengan didahului oleh adanya udara hangat dan terik pada pagi hingga siang hari. 

Hal ini terjadi karena radiasi matahari yang diterima pada pagi hingga siang hari cukup besar dan memicu proses konveksi (pengangkatan massa udara) dari permukaan bumi ke atmosfer sehingga memicu terbentuknya awan.

Baca Juga: Update Prakiraan Cuaca Hari Ini: Beberapa Wilayah Provinsi Jambi Berpotensi Dilanda Hujan Petir

Karakteristik hujan pada periode peralihan cenderung tidak merata dengan intensitas sedang hingga lebat dalam durasi singkat. 

Apabila kondisi atmosfer menjadi labil/tidak stabil maka potensi pembentukan awan konvektif seperti awan Cumulonimbus (CB) akan meningkat. Awan CB inilah yang erat kaitannya dengan potensi kilat/petir, angin kencang, puting beliung, bahkan hujan es. 

Dalam dua hingga tiga hari kedepan, potensi labilitas Lokal Kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal terdapat di hampir sebagian besar wilayah Indonesia.

Baca Juga: Baca Info Prediksi Cuaca di Kecamatan Pantai Parai Tenggiri dan Riau Silip, Kepulauan Bangka Belitung

Andri pun menghimbau masyarakat agar tetap tenang meski perlu tetap waspada terhadap potensi bencana terutama banjir yang sewaktu-waktu dapat terjadi, mengenali potensi bencana di lingkungan masing-masing khususnya di daerah rawan bencana.

Selain itu, dia untuk mengantisipasi bencana di wilayah lingkungan masing-masing bisa dilakukan dengan tidak membuang sampah sembarangan, bergotong royong menjaga kebersihan dan menata lingkungan sekitarnya. 

"Pantau terus informasi peringatan dini cuaca melalui aplikasi infoBMKG untuk mendapatkan informasi yang lebih detail," kata Andri.***

Editor: Syahrial

Sumber: BMKG

Tags

Terkini

Terpopuler