Sosok Pahlawan Perempuan Minang yang Ditakuti Belanda Ada di Google Doodle Hari Ini

- 14 September 2022, 08:25 WIB
Rasuna Said, pahlawan nasional perempuan.
Rasuna Said, pahlawan nasional perempuan. /direktoratk2krs.kemsos.go.id/

Karena tidak memperoleh keserasian jiwa, Rasuna Said pindah ke Sekolah Thawalib di Payinggahan Maninjau.

Sekolah Thawalib itu didirikan oleh perkumpulan Islam Sumatera Thawalib yang menganut paham nasionalisme dan berhaluan radikal. Di Sekolah tersebut Rasuna Said termasuk murid terpandai. Bakat dan kepandaiannya mendukung Rasuna Said memasuki pergerakan rakyat.

Pada 1926, Rasuna Said masuk perkumpulan Sarikat Rakyat (SR) dan duduk di dalam pengurus sebagai penulis.

Sarikat Rakyat menjelma menjadi PSII (Partai Serikat Islam Indonesia), dan Rasuna pun tetap menjadi anggota dan menjadi pengurusnya. Rasuna Said juga menjadi anggota PERMI (Persatuan Muslimin Indonesia).

Dalam PERMI, sosok Rasuna Said sangat menonjol. Ia memberikan kursus dan usaha pendidikan yang dilaksanakan atas prakarsanya sendiri.

PERMI berkembang di seluruh Sumatera Barat, cabang-cabangnya bahkan sampai berdiri di Tapanuli, Bengkulu, Palembang, dan Lampung.

Rasuna Said menikah dengan laki-laki pilihannya yaitu Dusky Samad dan dikaruniai seorang putri Bernama Auda yang sekarang Nyonya Auda Zashkya.

Dalam masa perjuangannya yang tak kenal lelah, Rasuna Said justru digerogoti kanker yang membahayakan tubuhnya.

Karena penyakit itulah Rasuna Said meninggal dunia pada 2 November 1965. Jenazahnya dikebumikan di Taman Pahlawan Kalibata, Jakarta. Pada saat Rasuna Said meninggal dunia, ia adalah Anggota Dewan Pertimbangan Agung.

Dengan Surat Keputusan Presiden RI No : 084/TK/Tahun 1974 tanggal 13 Desember 1974 Hj Rasuna Said dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Pemerintah Republik Indonesia.***

Halaman:

Editor: Syahrial

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah